Karena Kata-kata

sudah seminggu ni perasaan ku tidak enak…….kadang aku jarang berkomunikasi dengan orang, malas, pemarah dan cepat emosian, apa karena beban yang ada dipikiran ini yang membuat hal-hal yang selama ni paling aku benci sekarang malah aku berada didalamnya.

Mungkin dengan menulis isi yang tersimpan dikepala ni bisa tercurahkan dan bisa menghilangkan beban itu.

Tahun 2009 yang lalu diriku berkenalan dengan seorang cewek yang bisa dibilang lumayan alim, cantik dan penyabar orangnya, kami berhubungan jarak jauh, namun hubungan kami ndk ada kendala atau masalah apapun….karena komitmen kami berdua hanya kepercayaan dan komunikasi yg paling utama……

Namun yg namanya hubungan jarak jauh tidak lepas dari pengaruh yang bersebelahan disamping

banyaknya maslah bukan dri si cewek malah datangnya dari aku sendiri yang jarang kasih kabar kedia. coba dipikir-pikir wanita mana yg ndk khawatir akan hal itu.

cuma dia orangnya penyabar dan sangat mengerti akan kebiasaan aku yg sering kelupaan…hehehhe

Hubungan ku dengan dia genap tiga tahun (1 Januari 2009 – 1 januari 2012) pada berjalan tahun ke empat dia udh mulai nanya2 kapan ni mau diikat (Tunangan) ………biar ntar ndk disamber ama yg lain,……dianya ngomong sambil ketawa-ketawa. cuma dalam nada ketawanya bisa dilihat nada seriusnya.

mendengar pertanyaan itu “kaya mendengar petir disiang bolong” sambil sedikit ketawa juga menjawab…..doain abg biar cepat dapat kerja tetap ya…..

Amin……sambil tersenyum dia menjawabnya

sejak kejadian itu hubungan aku dan dia berjalan seperti biasa seperti sebelumnya, namun sebelum pertemuan kami yg terakhir yg membahas masalah pertunangan tu……..sempat keluar kata-kata dari mulut ini…..adek kalau seandainya nanti abg belum siap untuk meminangmu dan memenuhi janjimu, maka abg iklas seandainya ada seorang lelaki yang baik dan sayang sama adek mau memperistrikan adek…..

singkat kata beberapa bulan kemudian datang seorang lelaki yang mau melamar dia, cuma datangnya ndk ada konfirmasi ama dia…si lelaki ni langsung menemui keluarganya dan menanyakan tentang niatnya itu.

keluarganya tidak bisa ambil keputusan dulu sebelum menanyakan hal itu kepada si cew……..

lalu siibu menanyakan perihal lamaran tu kepada si cew……dengan nada berat si cew menjawab kalau menurut ibu itu baik buat dia dan si cewek…..(dia menjawabnya sambil ingat2 kata2 aku terakhir) (cerita versi dia waktu aku tanya masalah itu)

Jadi Pertunangan itu udh disetujui oleh kedua pihak dan acara pertunangan dan Tukar cincinnya udh ditentukan…….. cuma diriku belum tahu hal pertunangan itu.

Aku masih nelpon dan sms sama si cew seperti biasanya, tidak ada rasa curiga dan prasangka yang tidak-tidak

seminggu habis nelpon2an, pas lagi ngopi di seputaran terminal baru tampa sengaja jumpa ama kawan yang kenal ama tu cew……………maka terlibatlah pembicaraan: Sebuat aja Namanya si A

A : hai bang lama ndk jumpa kita ya, apakabar bang?

B : Ya ni, kabar baik ni, kalau adek sendiri gimana? baik juga kan.

A : Baik bang, oya gimana hubungannya ama si dia disana???

B : alhamdullilah baik2 saja dek.

A : dia sambil kerutkan bibir (expresi) oh….

B: melihat gelagak yang tidak menyenangkan dengan sikapnya, ku coba bertanya apa yg terjadi

A : Dia minta maaf” sebelum dia ngomongnya??????

B : maaf buat apa???? emang loeh salah apa ama abg???

A : begini bang kemaren saya dapat sms undangan………(diam sambil menyusun kata2)

B : emang undangan apaan (sambil sedikit mendesak) untuk menceritakannya

A : undangan dari……………………. (si cew) tentang acara pertunangannya

B : mendengar itu, kaya kesamber petir (exspresi) oh……sambil menjawab dengan santai, walau hati udh sakit

A : Emang sama abg ndk dikasih tahu?????????

B : Ada dikasih tahu (sambil menyembunyikan hal sebenarnya ndk ada dikasih tahu)

sepulangnya dari tempat ngopi, aku langsung nelpon si cew, menanyakan hal tentang pertunangannya itu (ingin memastikan kebenarannya aja)

bunyi panggilan masuk….seperti biasa dengan salam dan jawaban salam yg terdengan begitu lembut

lalu dengan sangat hati2 aku coba tanyakan hal itu, dengan diam begitu lama akhirnya dia menjawabnya dengan diiringi tangisan (pilu)

Aku coba bersikap lembut ama dia biarpun hati ni hancur.

sambil menarik nafas panjang………kalau itu udh keputusan adek abg hanya bisa berdoa semoga adek bahagia dengan pilihan ortu adek (sambil menahan kesel)

setelah ku ucapkan kata itu nangisnya sedikit berkurang,…………sambil terbata2 dia bilang bukan adek yang membuat pilihan ini……………………….cuma abg yang kasih pilihan ini kepada adek.

(baru teringat kata2 terakhir perjumpaan ” seandainya  ada seorang lelaki yang baik dan sayang sama adek mau memperistrikan adek, abg iklas)

aku termakan dengan kata-kataku sendiri

Last To Episode II

Tinggalkan Pesan anda